Pengeboran Minyak Lepas Pantai
Apr 24
Pengeboran
lepas pantai biasanya mengacu pada penemuan dan pengembangan sumber
daya minyak dan gas yang terletak di bawah air. Paling umum, istilah ini
digunakan untuk menggambarkan minyak ekstraksi lepas pantai benua,
meskipun istilah ini juga dapat berlaku untuk pengeboran di danau dan
laut pedalaman. pengeboran lepas pantai menyajikan tantangan lingkungan
hidup, terutama di Arktik atau dekat dengan pantai. Kontroversi termasuk
yang sedang berlangsung perdebatan pengeboran lepas pantai AS . Ada
berbagai jenis platform untuk kegiatan pengeboran lepas pantai, dari
perairan dangkal jaket baja dan tongkang jackup , untuk mengambang
semisubmersibles dan drillships mampu beroperasi di perairan yang sangat
mendalam.
Sejarah
Sekitar 1891, sumur
minyak pertama dibor terendam dari platform dibangun di atas tumpukan di
perairan segar dari Grand Lake St Marys (alias Mercer County Waduk) di
Ohio . Sumur tersebut dikembangkan oleh perusahaan lokal kecil seperti
Bryson, Riley Minyak, Jerman-Amerika, dan Minyak Banker’s.
Sekitar tahun 1896,
sumur minyak pertama terendam dalam air garam dibor di bagian dari
lapangan Summerland memperpanjang bawah Santa Barbara Channel di
California . The wells were drilled from piers extending from land out
into the channel. Sumur dibor dari dermaga memanjang dari luar negeri ke
dalam saluran tersebut.
Kajian
Pengeboran minyak lepas
pantai termasuk ke dalam Eksplorasi atau pencarian minyak bumi.
Eksplorasi atau pencarian minyak bumi merupakan suatu kajian panjang
yang melibatkan beberapa bidang kajian kebumian dan ilmu eksak. Untuk
kajian dasar, riset dilakukan oleh para geologis, yaitu orang-orang yang
menguasai ilmu kebumian. Mereka adalah orang yang bertanggung jawab
atas pencarian hidrokarbon tersebut.
Perlu diketahui bahwa
minyak di dalam bumi bukan berupa wadah yang menyerupai danau, namum
berada di dalam pori-pori batuan bercampur bersama air.
· Kajian Geologi
Secara ilmu geologi,
untuk menentukan suatu daerah mempunyai potensi akan minyak bumi, maka
ada beberapa kondisi yang harus ada di daerah tersebut. Jika salah satu
saja tidak ada maka daerah tersebut tidak potensial atau bahkan tidak
mengandung hidrokarbon. Kondisi itu adalah:
a) Batuan Sumber (Source Rock)
Yaitu batuan yang
menjadi bahan baku pembentukan hidrokarbon. biasanya yang berperan
sebagai batuan sumber ini adalah serpih. batuan ini kaya akan kandungan
unsur atom karbon (C) yang didapat dari cangkang – cangkang fosil yang
terendapkan di batuan itu. Karbon inilah yang akan menjadi unsur utama
dalam rantai penyusun ikatan kimia hidrokarbon.
b) Tekanan dan Temperatur
Untuk mengubah fosil
tersebut menjadi hidrokarbon, tekanan dan temperatur yang tinggi di
perlukan. Tekanan dan temperatur ini akan mengubah ikatan kimia karbon
yang ada dibatuan menjadi rantai hidrokarbon.
c) Migrasi
Hirdokarbon yang telah
terbentuk dari proses di atas harus dapat berpindah ke tempat dimana
hidrokarbon memiliki nilai ekonomis untuk diproduksi. Di batuan
sumbernya sendiri dapat dikatakan tidak memungkinkan untuk di ekploitasi
karena hidrokarbon di sana tidak terakumulasi dan tidak dapat mengalir.
Sehingga tahapan ini sangat penting untuk menentukan kemungkinan
eksploitasi hidrokarbon tersebut.
d) Reservoar
Adalah batuan yang
merupakan wadah bagi hidrokarbon untuk berkumpul dari proses migrasinya.
Reservoar ini biasanya adalah batupasir dan batuan karbonat, karena
kedua jenis batu ini memiliki pori yang cukup besar untuk tersimpannya
hidrokarbon. Reservoar sangat penting karena pada batuan inilah minyak
bumi di produksi.
e) Perangkap (Trap)
Sangat penting suatu
reservoar di lindungi oleh batuan perangkap. tujuannya agar hidrokarbon
yang ada di reservoar itu terakumulasi di tempat itu saja. Jika
perangkap ini tidak ada maka hidrokarbon dapat mengalir ketempat lain
yang berarti ke ekonomisannya akan berkurang atau tidak ekonomis sama
sekali. Perangkap dalam hidrokarbon terbagi 2 yaitu perangkap struktur
dan perangkap stratigrafi.
Kajian geologi merupakan kajian
regional, jika secara regional tidak memungkinkan untuk mendapat
hidrokarbon maka tidak ada gunanya untuk diteruskan. Jika semua kriteria
di atas terpenuhi maka daerah tersebut kemungkinan mempunyai potensi
minyak bumi atau pun gas bumi. Sedangkan untuk menentukan ekonomis atau
tidaknya diperlukan kajian yang lebih lanjut yang berkaitan dengan sifat
fisik batuan. Maka penelitian dilanjutkan pada langkah berikutnya.
· Kajian geofisika
setelah kajian secara
regional dengan menggunakan metoda geologi dilakukan, dan hasilnya
mengindikasikan potensi hidrokarbon, maka tahap selanjutnya adalah
tahapan kajian geofisika. Pada tahapan ini metoda – metoda khusus
digunakan untuk mendapatkan data yang lebih akurat guna memastikan
keberadaan hidrokarbon dan kemungkinannya untuk dapat di ekploitasi.
Data-data yang dihasilkan dari pengukuran pengukuran merupakan cerminan
kondisi dan sifat-sifat batuan di dalam bumi. Ini penting sekali untuk
mengetahui apakan batuan tersebut memiliki sifat – sifat sebagai batuan
sumber, reservoar, dan batuan perangkap atau hanya batuan yang tidak
penting dalam artian hidrokarbon. Metoda-metoda ini menggunakan
prinsip-prinsip fisika yang digunakan sebagai aplikasi engineering.
Metoda tersebut adalah:
1. Eksplorasi seismik
Ini adalah ekplorasi
yang dilakukan sebelum pengeboran. kajiannya meliputi daerah yang luas.
dari hasil kajian ini akan didapat gambaran lapisan batuan didalam bumi.
2. Data resistiviti
Prinsip dasarnya adalah
bahwa setiap batuan berpori akan di isi oleh fluida. Fluida ini bisa
berupa air, minyak atau gas. Membedakan kandungan fluida didalam batuan
salah satunya dengan menggunakan sifat resistan yang ada pada fluida.
Fluida air memiliki nilai resistan yang rendah dibandingkan dengan
minyak, demikian pula nilai resistan minyak lebih rendah dari pada gas.
dari data log kita hanya bisa membedakan resistan rendah dan resistan
tinggi, bukan jenis fluida karena nilai resitan fluida berbeda beda dari
tiap daerah. sebagai dasar analisa fluida perlu kita ambil sampel
fluida didalam batuan daerah tersebut sebagai acuan kita dalam
interpretasi jenis fluida dari data resistiviti yang kita miliki.
3. Data porositas
4. Data berat jenis
* Data berat jenis
Data ini diambil dengan
menggunakan alat logging dengan bantuan bahan radioaktif yang
memancarkan sinar gamma. Pantulan dari sinar ini akan menggambarkan
berat jenis batuan. Dapat kita bandingkan bila pori batuan berisi air
dengan batuan berisi hidrokarbon akan mempunyai berat jenis yang
berbeda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar